Abstract. Quality control is activities to be able to improve, maintain and improve the quality of the products produced. Because it controls the quality, it is very important to improve the quality of the products produced. Can improve the quality expected by all elements of the company can be obtained as expected. CV. X is a company established in the city of Bandung in 2003, Jakarta, Bogor and Central Java. The company is engaged in the production of various laboratory equipment such as erlenmayer, test tubes, drip pipettes, measuring flasks and measuring cups. The number of pumpkin production in 2016 was 2218, in 2017 as many as 2429 and in 2018 as many as 2871. Of the total production, the level of defect of pumpkin products measured an increase in 2016 of 3.5%, in 2017 amounted to 4.3% and in 2018 of 5.3%. The level of product defect exceeds the target or determined by the company for smoothness of 2%, it is necessary to improve the quality of product defects in the flask. Fault Tree Analysis (FTA) and Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) can be used to analyze and provide solutions to improve the quality of defective products. Based on the processing and analysis of the data obtained on the type of defective form is not appropriate is the operator who is not careful with the value of RPN 120, the cause of screen printing defects that consider cleanliness, less careful, dirty work area, the user uses the operator to reverse the setting with the RPN value 144, causing damage back / broken ie operator settings change, less careful and less tidy work station with a value of RPN 240.
Abstrak. Pengendalian kualitas merupakan aktivitas-aktivitas untuk dapat menjaga, mempertahankan dan dapat meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Oleh karena hal tersebut pengendalian kualitas memiliki peranan sangat penting dalam terciptanya produk yang berkualitas. Sehingga tujuan yang diharapkan oleh seluruh elemen perusahaan dapat tercapai. CV. X merupakan perusahaan yang didirikan di Kota Bandung pada tahun 2003, berbasis usaha kecil menengah dengan pangsa pasar meliputi wilayah Bandung, Jakarta, Bogor dan Jawa Tengah. Perusahaan ini bergerak dalam produksi berbagai macam alat-alat laboratorium seperti erlenmayer, tabung reaksi, pipet tetes, labu ukur dan gelas ukur. Jumlah produksi labu ukur pada tahun 2016 adalah 2218, pada tahun 2017 sebanyak 2429 dan pada tahun 2018 sebanyak 2871 . Dari jumlah produksi tersebut, tingkat kecacatan produk labu ukur mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2016 sebesar 3.5%, tahun 2017 sebesar 4,3% dan tahun 2018 sebesar 5,3%. Tingkat kecacatan produk sudah melewati ambang batas dari yang diharapkan perusahaan sebesar 2 % sehingga diperlukan upaya unuk mengatasi masalah kecacatan produk pada labu ukur . Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dapat digunakan untuk menganalisis dan memberikan solusi terhadap perbaikan kualitas produk cacat. Hasil dari data yang telah diolah dan dianalisa, faktor penyebab kecacatan bentuk tidak sesuai yaitu operator kurang hati-hati dengan nilai RPN 120, penyebab cacat sablon yaitu perhatian terhadap kebersihan kurang, kurang hati-hati, stasiun kerja kotor, intensitas penggunaan alat tinggi, kurangnya pengawasan dan operator mengabaikan setting dengan nilai RPN 144, penyebab cacat retak/pecah yaitu operator mengabaikan aturan setting, kurang hati-hati dan stasiun kerja kurang rapi dengan nilai RPN 240.