Psibernetika
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

64
(FIVE YEARS 30)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Bunda Mulia

2581-0871, 1979-3707

Psibernetika ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Kezia Subandy ◽  
Devi Jatmika

<p>Kuliah sambil bekerja bukanlah hal yang mudah dan memiliki keterbatasan dan dapat menimbulkan stres atau tekanan ketika melakukan kuliah sambil bekerja. Dalam melakukan kedua hal ini tampaknya mahasiswa memerlukan suatu kondisi psikologis positif. Kondisi psikologis positif ini disebut sebagai Psychological Capital. Ketika seseorang mengalami masalah yang cukup kompleks dan menimbulkan stres, psychological capital membantu untuk mengatasi tekanan. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara psychological capital dengan coping stress yang pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini  seluruh mahasiswa yang kuliah sambil bekerja di Jakarta. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 387 dengan teknik sampling cluster sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan kuat antara psychological capital dengan coping stress pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dengan nilai r = 0,613. Saran untuk mahasiswa dengan tetap menjaga keyakinan, harapan, rasa optimis, dan adanya ketahanan ketika melakukan kuliah sambil bekerja agar tetap dapat mengatasi dan melalui masalah yang ada ketika melakukan kuliah dan bekerja.</p>


Psibernetika ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Maria Nona Nancy ◽  
Maria Megaloma H. Gaharpung ◽  
Maria Himelta Astri Yuni

<p align="center"> </p><p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan perkawinan pada pasangan <em>married by accident</em>. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan skala Likert modifikasi. Skala yang digunakan oleh peneliti adalah skala kepuasan perkawinan. Kepuasan perkawinan diukur berdasarkan aspek-aspek kepuasan perkawinan yaitu<em> Communication</em>, <em>Leisure Activity, Religious Orientation, </em> <em>Conflict Resolution</em>, <em>Finansial Management</em>,<em> Sexual Orientation, Family and Friends, Children and Parenting, Personality Issues, </em>dan <em>Equalitarian Role</em> yang terdiri dari 16 item valid dengan reliabilitas sebesar 0.844. Sampel dalam penelitian ini adalah 59 pasang suami istri dengan latar belakang <em>married by accident</em> di kota Maumere dengan lokasi penelitian di wilayah kecamatan kecamatan Alok Timur, kecamatan Alok dan kecamatan Alok Barat. Hasil penelitian menunjukkn bahwa kepuasan perkawinan pada pasangan <em>married by accident</em> tergolong sedang</p><p><strong>Kata Kunci: </strong>kepuasan perkawinan, <em>married by accident</em></p>


Psibernetika ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Nur Fitriyana ◽  
Puti Febrina Niko

<p>Kemampuan berkomunikasi yang baik merupakan merupakan modal yang penting dalam proses penyebaran informasi, ilmu pengetahuan dan menunjang proses pembelajaran di kampus khususnya dalam mengekspresikan gagasan kepada orang lain. Beda halnya pada waktu duduk dibangku sekolah, di Perguruan tinggi seorang mahasiswa dituntut agar bisa lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar serta lebih mandiri dalam mencari informasi-informasi perkuliahan. Oleh karena itu, mahasiswa yang baru memasuki dunia kampus harus mampu beradaptasi dengan pola yang ada di kampus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh efikasi diri terhadap communication apprehension pada mahasiswa baru tahun pertama. Penelitian ini menggunakan kajian survey dengan skala penelitian. Populasi penelitian merupakan mahasiswa tahun. Teknik pengambilan sampel digunakan dalam penelitian ini yaitu quota random sampling. Teknik pengelohan data menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel tergantung (communication apprehension) dan variabel bebas (efikasi diri). Adapun hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa efikasi diri memiliki pengaruh terhadap communication apprehension pada mahasiswa baru tahun pertama Universitas Muhammadiyah Riau. Pada tabel 1 menunjukan r yaitu 0,503 dengan signifikansi 0,000. Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh efikasi diri terhadap communication apprehension pada mahasiswa baru tahun pertama Universitas Muhammadiyah Riau. Dari hasil uji regresi sederhana bahwa variable efikasi diri berpengaruh terhadap communication apprehension sebesar 17,3% sedangkan sisanya 82,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Skor koefisien pengaruh efikasi diri memiliki persentasi menunjukan skor yang berarah negatif terhadap communication apprehension. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi efikasi diri maka semakin rendah communication apprehension dan sebaliknya</p>


Psibernetika ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Nathaniele Esterina ◽  
Ikhmahwati Tan Mutiara ◽  
Cindy Febriani Lee

<p align="center"><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p><p><em>Every children in Indonesia, including children with special needs, has the same chance and right to pursue education. Intellectual disability children is the condition in which their intelligence experiences obstacles characterized by below-average intelligence and not proficient in social interaction that makes them to experience difficulties in learning and academic abilities such as writing which causes them to lag behind their other friends. The researchers’ aim is to improve the intellectual disability children’s ability to write numbers 1-3 through multisensory and reinforcement method. The research method is Single Subject Research (SSR) with A-B-A’ design (with 3 phases; pre-test, intervention, post-test). The initial of the subject in this research is G, 5 years old.</em></p><p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> mental disability, multisensory stimulation, reinforcement, writing number</em></p><p><em> </em></p><p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p>Setiap anak di Indonesia, termasuk anak berkebutuhan khusus, memiliki kesempatan dan hak yang sama untuk menempuh pendidikan. Anak tunagrahita adalah kondisi dimana kecerdasan anak mengalami hambatan ditandai dengan intelegensi dibawah rata-rata dan tidak cakap dalam interaksi sosial sehingga mengalami kesulitan dalam belajar maupun kemampuan akademis seperti menulis yang akhirnya menyebabkannya tertinggal dengan teman-temannya yang lain. Tujuan yang diharapkan oleh peneliti adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis angka 1-3 melalui metode multisensoris dan reinforcement pada anak tunagrahita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A’ (dengan tiga tahap yaitu pre-test, intervensi, post-test). Subyek dalam penelitian berinisial G berusia 5 tahun.</p><p><strong>Kata kunci:</strong> kemampuan menulis angka, reinforcement, stimulasi multisensori, tunagrahita</p>


Psibernetika ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Annisa - Fitriani ◽  
Galistara - Kusumaningrum

<p><em>Altruism is a helping act carried out without coercion and without expecting compensation from the person being helped. This study aims to determine differences in altruistic behavior in terms of personality types and gender in high school adolescents. The hypothesis proposed in this study is that there are differences in altruistic behavior in terms of personality types and gender in high school adolescents. The subjects of this study were 71 students of SMA Negeri 6 Metro. This study uses two data collection methods, first, the psychological scale (altruism behavior scale) of 35 items (α = 0, 937). Second, using 60 personality test instruments (MBTI) with the number stated in the respondent's gender identity. Based on the results of the analysis that has been done, it can be taken the results of the analysis of FA = 13,433 with p = 0,000 (p &lt;0.01) which means there are differences in altruistic behavior in terms of personality types. FB = 13, 433 with p = 0,000 (p &lt;0.01) which means that there are differences in altruistic behavior in terms of gender. FAB = 0.024 with a value of p = 0.879 (p&gt; 0.05) which means there is no interaction between personality type and gender on altruistic behavior.</em></p><p><strong><em>Keywords</em></strong><strong>:</strong><strong> </strong><em>Altruistic behavior, gender, personality type</em><em></em></p><p><em>Altruism is a helping act carried out without coercion and without expecting compensation from the person being helped. This study aims to determine differences in altruistic behavior in terms of personality types and gender in high school adolescents. The hypothesis proposed in this study is that there are differences in altruistic behavior in terms of personality types and gender in high school adolescents. The subjects of this study were 71 students of SMA Negeri 6 Metro. This study uses two data collection methods, first, the psychological scale (altruism behavior scale) of 35 items (α = 0, 937). Second, using 60 personality test instruments (MBTI) with the number stated in the respondent's gender identity. Based on the results of the analysis that has been done, it can be taken the results of the analysis of FA = 13,433 with p = 0,000 (p &lt;0.01) which means there are differences in altruistic behavior in terms of personality types. FB = 13, 433 with p = 0,000 (p &lt;0.01) which means that there are differences in altruistic behavior in terms of gender. FAB = 0.024 with a value of p = 0.879 (p&gt; 0.05) which means there is no interaction between personality type and gender on altruistic behavior.</em></p><p><strong><em>Keywords</em></strong><strong>:</strong><strong> </strong><em>Altruistic behavior, gender, personality type</em><em></em></p>


Psibernetika ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Andi Sri Dewi Anggraeni ◽  
Wahyuni Ismail ◽  
Eka Damayanti

<p align="center"><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p><p><em>This study aims to determine the picture of self-efficacy, positive thinking ability, learning achievement, knowing the effect of self-efficacy on learning achievement, knowing the effect of positive thinking ability on learning achievement, and the effect of self-efficacy through positive thinking ability on student achievement in the biology education department. This type of research is ex post facto with a total sample of 43 people. Based on the results of the analysis using descriptive and inferential statistics it is known: 1) The self-efficacy of students majoring in biological education is in the high category of 58%. 2) The ability to think positively of students majoring in biology education is in the very high category of 65%. 3) The learning achievement of students majoring in biology education is in the cum laude category of 70%. 4) There is no significant effect between self-efficacy and learning achievement with a path coefficient of 0.177, 5) There is no significant effect between positive thinking on learning achievement with a path coefficient of 0.009; and 6) There is no significant effect of self-efficacy through positive thinking ability on student achievement with a path coefficient of 0.0038. The conclusion of this study is that there is no significant effect of self-efficacy and positive thinking on student achievem</em>ent directly or indirectly, namely through the ability to think positively.<em></em></p><p><strong><em>Keywords: </em></strong><em> </em><em>learning achievement; positive thinking; self-efficacy</em><em></em></p><p><em> </em></p><p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p>Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui gambaran efikasi diri, kemampuan berpikir positif, prestasi belajar; (2) mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap prestasi belajar; (3) mengetahui pengaruh kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar; dan (4) pengaruh efikasi diri melalui kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar mahasiswa jurusan pendidikan biologi. Jenis penelitian ini adalah <em>ex post facto</em> dengan jumlah sampel sebanyak 43 orang mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang terpilih berdasarkan <em>simple random sampling</em>. Data dianalisis menggunalan statistik deskriptif dan inferensial (analisis jalur). Hasil penelitian menunjukkan: (1) Efikasi diri mahasiswa berada pada kategori tinggi, kemampuan berpikir positif mahasiswa berada pada kategori sangat tinggi dan prestasi belajar mahasiswa berada pada kategori cumlaude; (2) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara efikasi diri dengan prestasi belajar dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,177; (3) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara berpikir positif terhadap prestasi belajar dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,009; dan (4) Tidak terdapat pengaruh signifikan efikasi diri melalui kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar mahasiswa dengan koefisien jalur sebesar 0,0038. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan efikasi diri dan berpikir positif terhadap prestasi belajar mahasiswa mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar baik secara langsung maupun tidak langsung yang melalui kemampuan berpikir positif.</p><p><strong>Kata Kunci:</strong> berpikir positif; efikasi diri; prestasi belajar</p>


Psibernetika ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
Author(s):  
Yosephine Yosephine ◽  
Teguh Lesmana

<p>Perkembangan teknologi memberikan dampak positif dan negatif terhadap penggunanya. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah munculnya perilaku bermain online game sampai kecenderungan kecanduan. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan kecenderungan adiksi online game remaja akhir di Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah adalah penelitian korelasional dengan metode kuantitatif dengan menggunakan teknik non <em>random sampling</em> dengan jenis adalah <em>Purposive sampling</em>. Penelitian korelasional dilakukan untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan kecenderungan adiksi online game remaja akhir (18-21 tahun) di Jakarta. Pada pengumpulan data penelitian, peneliti mengunakan kuesioner <em>The Development of Indonesian Online Game Addiction Questionnaire</em> yang dikembangkan oleh Jap et al. dan Construction and Validation of PS-FFQ (<em>Parenting Style Four Factor Questionnaire</em>) yang dikembangkan oleh Shyny. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif antara pola asuh orangtua dengan kecenderungan adiksi online game pada remaja akhir berdomisili di Jakarta. Jadi semakin tinggi pola asuh orangtua, maka semakin tinggi kecenderungan adiksi online game yang ia rasakan. Hasil uji korelasi antara setiap dimensi pola asuh orangtua dengan kecenderungan adiksi online game, hanya ada dimensi <em>authoritative</em> yang menunjukkan tidak ada hubungan dengan kecenderungan adiksi online game. Sedangkan hasil uji korelasi dengan dimensi <em>authoritarian, neglect</em>, dan <em>permissive</em> terdapat hubungan positif dan ada hubungan dengan kecenderungan adiksi online game.</p>


Psibernetika ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
Author(s):  
Pradinata Kusumo ◽  
Devi Jatmika

<p>Penggunaan internet sudah sangat meluas dalam kehidupan masa kini, hampir setiap individu memiliki akses untuk menggunakan internet. Namun, pada batasan tertentu penggunaan internet yang seharusnya positif dapat berubah menjadi negatif karena adanya efek kecanduan. Pada penelitian-penelitian sebelumnya telah diperoleh hasil mengenai adanya komorbid efek candu internet dengan depresi, masalah sosial, maupun kecemasan. Penggunaan internet yang berlebihan dapat mempengaruhi kemampuan keterampilan komunikasi interpersonal seseorang. Sedangkan pada masa kini, komunikasi menjadi hal yang penting dalam kehidupan manusia, khususnya bagi para remaja yang masih pada tahap perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah hubungan antara internet adiktif dengan keterampilan komunikasi interpersonal pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 400 remaja usia 15-19 tahun di wilayah Jakarta. Teknik sampling menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Dalam penelitian ini internet adiktif diukur dengan menggunakan <em>Internet Addiction Test </em>yang dibawakan oleh Young, dengan reliabilitas sebesar 0.819 dan pengukuran keterampilan komunikasi interpersonal dengan menggunakan alat ukur keterampilan komunikasi interpersonal berdasarkan dimensi Joseph DeVito, reliabilitas yang diperoleh sebesar 0.881. Hasil penelitian ini diperoleh nilai uji korelasi r <em>pearson</em> sebesar -0.167 dan nilai signifikansi 0.001. Hal ini menunjukkan adanya korelasi negatif antara internet adiktif dengan keterampilan komunikasi interpersonal namun dalam kategori sangat rendah.</p>


Psibernetika ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
Author(s):  
Anthony Anthony ◽  
Garvin Garvin

<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan <em>self-compassion</em> pada wanita penyintas bunuh diri. Wanita pada rentang usia 15-29 tahun merupakan rentang usia yang paling rentan terhadap bunuh diri sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Penelitian sebelumnya menemukan bahwas <em>s</em><em>elf-compassion</em> berhubungan dengan keinginan bunuh diri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode <em>in-depth interview. </em>Penelitian ini melibatkan 4 orang subjek yang semuanya berjenis kelamin perempuan, berada pada tahap perkembangan dewasa muda, dan pernah melakukan percobaan bunuh diri. Hasil penelitian menemukan bahwa tiga subjek masih mengalami <em>self-judgement</em> sedangkan seorang subjek sudah mulai mengembangkan <em>self</em>-<em>kindness</em>. Kemudian keempat subjek masih mengalami <em>isolation</em> dan belum mengembangkan <em>common</em> <em>humanity</em>. Keempat subjek juga masih lebih cenderung melakukan <em>over identification</em> dibandingkan <em>mindfulness.</em> Meski selamat dalam upaya percobaan bunuh diri, namun keempat subjek masih belum dapat menyelesaikan permasalahan hidupnya dan masih menyimpan rasa kecewa dengan dirinya sendiri. Peneliti menyimpulkan bahwa keempat subjek masih belum memiliki <em>self-compassion</em> dengan baik. Adapun satu orang subjek sudah mulai mengembangkan <em>self-kindness</em> yang merupakan komponen positif dari <em>self-compassion </em>dan subjek ini diketahui memiliki <em>social support </em>dari orang di sekitarnya. Penelitian ini menyarankan agar keluarga maupun sahabat dari penyintas bunuh diri dapat memberikan dukungan sosial untuk mengembangkan <em>self-compassion.</em><em>.</em></p>


Psibernetika ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
Author(s):  
Meiliana Meiliana

<p>Tuntutan dan persaingan tenaga tenaga kerja saat ini semakin tinggi sehingga mengakibatkan pekerja rentan mengalami stres kerja. Stres kerja yang tinggi dialami oleh karyawan PT.MN. Melihat adanya fenomena stres kerja yang dialami karyawan MN membuat peneliti tertarik untuk melihat kaitan antara <em>psychological</em> <em>capital</em> dengan stres kerja yang dimiliki oleh karyawan MN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Penelitian ini melibatkan 153 karyawan MN yang telah bekerja selama lebih dari enam bulan. Data diperoleh melalui instrumen penelitian dan  dianalisis menggunakan program SPSS 17. Untuk mengetahui hubungan antara <em>psychological</em> <em>capital </em>dengan stres kerja pada karyawan MN, peneliti menggunakan korelasi <em>Pearson.</em> Hasil penelitian menunjukkan gambaran <em>psychological</em> <em>capital</em> yang rendah dan stres kerja yang tinggi. Hasil uji korelasi <em>Pearson </em>menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan yang kuat antara <em>psychological</em> <em>capital</em> dengan stres kerja pada karyawan MN. Dengan adanya korelasi tersebut, bagi pihak MN sebaiknya meningkatkan <em>psychological</em> <em>capital</em> yang dimiliki karyawan agar stres kerja dapat berkurang. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi kemajuan karyawan maupun perusahaan.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document